Musik Pengiring Pertarungan Muay Thai

Kini Seni Beladiri Muay Thai sudah mengalami perkembangan aturan dan gaya, tetapi Penggunaan musik tradisional Thailand, tiupan pipa seruling dan gendang sebagai pengiring pertarungan tidak pudar karena merupakan sebagai karakter unik dari beladiri Muay Thai. Jika untuk sebuah tarian dapat menggunakan pemutar piringan hitam, tapi untuk suatu pertarungan tinju thai sangat penting untuk memiliki iringan langsung instrument musik.

Untuk ritual sebelum pertarungan (prefight) dan ketika saat pertarungan itu sendiri tempo musik yang meningkat dapat mendorong semangat dan mengekspresikan gaya serta jurus terbaik para petarung/petinju.

Ada Tiga Alat Musik Tradisional Thailand yang biasa digunakan selama dan sebelum pertarungan Muay Thai yaitu: Pi, Ching dan Glawng Khaek

1. Pi ( Seruling ).

pi chawa atau seruling jawa, diyakini asli berasal dari seruling india di mana seruling Jawa mengadopsi modelnya. Tampaknya bahwa instrumen yang digunakan dalam kedua prosesi kerajaan dan tentara yang disertai acara pertarungan beladiri tradisional thai. Campuran suara yang membuat agak mirip suara alat musik Chanta, yakni alat musik tas seruling asli skotlandia. Pi chawa dibuat dalam dua bagian; dengan panjang berbentuk silinder 10,75 inchi dan panjang tabung klakson 5,5 inchi.

Berbahan terbuat dari kayu atau gading atau keduanya. Memiliki tujuh lubang jari, empat potong buluh berpasangan ganda terikat ke tabung logam kecil. Ujung seruling dimasukkan ke dalam mulut pemain instrumen yang dibungkus dengan kain mengikuti irama pertarungan.
Pada ujung seruling ini juga ada sepotong gelembung kecil bulat dari logam atau tempurung kelapa untuk mendukung bibir pemain nya.

2. Ching (cymbal).

Ching yang merupakan alat musik perkusi dari jenis cymbal dibuat berpasangan dan terbuat dari logam tebal berbentuk seperti cangkir teh atau kerucut berongga. Ching dimainkan dengan melagakan keduanya bersamaan. Masing-masing berukuran diameter sekitar 6 - 7 cm (2,5 inch - 2,75 inci). Pada puncak dari masing-masing sisi ching ada lubang kecil guna memasukkan tali. Sebuah simpul pada setiap ujung tali pas di atas puncak cymbal untuk mencegah ching terlepas dari tali.

Tali mengikatkan kedua sisi ching bersama-sama dan tetap menyatu ketika dimainkan.
Fungsi Ching adalah untuk mengatur waktu irama gerakan dan beat pertarungan.

Nama Ching adalah onomatopoetic, berasal dari suara yang dibuat ketika dua tepi cymbal yang dipukul bersama-sama dan mengeluarkan suara merdu yang berdenting. Ketika dua cymbal dipukul bersama-sama maka secara bersamaan dengan suara tepuk tangan penonton.

3. Glawng Khaek (kendang).

Glawng Khaek (kendang) memiliki bentuk silinder panjang yang terbuat dari kayu dengan ukuran panjang kira-kira 58 cm (23 inci). Memiliki kepala dengan ukuran berbeda, yang lebih besar berukuran diameter 20 cm (8 inci) disebut 'Na rui' dan lebih kecil berdiameter 18 cm (7 inci) disebut Na tan. Dua kepala yang terbuat dari kulit sapi atau kulit kambing. Awalnya dua kepala yang terikat dengan rotan yang dibelah dua dan diikat terpisah,

tapi sekarang karena kesulitan mendapatkan rotan yang baik, maka menggunakan penjepit kulit biasa.
Kedua kendang yang digunakan secara berpasangan tapi mempunyai titinada yang berbeda.
Kendang dengan nada tinggi disebut sebagai Tua pu (laki-laki) dan kendang dengan nada lebih rendah disebut Tua mia (perempuan).


Kedua kendang dimainkan menggunakan telapak tangan dan jari-jari tangan pemainnya. Satu pemain untuk setiap kendang. Suatu irama kompleks dibuat dengan kompilasi dan alternatif suara kedua kendang.